Sabtu, 08 Juni 2013, 00:39
![]() |
| Perlu diketahui pembayaran awal gedung dan lainnya disekolah ini Rp.14.000.0000, discount uang gedung Rp. 2.000.000. Berarti kami membayar sebesar Rp. 12.000.000. SPP setiap bulan Rp. 550.000. |
Dalam kelelahan saya, saya mengetuk pintu kepala sekolah dan bertanya ada apa Pak. Ms. mengambilkan saya kursi dan disuruh duduk. Begini pak kata kepala sekolah, Jay tadi kan temannya ulang tahun pertama yang ulang tahun kelas I, dan Jay sudah diberi kue dan Mc D entah gimana cepat sekali dia menghabiskan jajan yang diberi itu. Kemudian kakak kelas VI merayakan ulang tahun dia ketas kami biarkan tapi Jaynya bukan mengikuti tapi mencolek kue ulang tahun. Kami mau bertanya gimana caranya biar hal itu tidak dilakukan?. Pertanyaan ini sangat sederhana dan terlihat sangat enteng dilepas, tapi bagi kami yang juga seorang guru pertanyaan ini sangat mengiris hati kami. Betapa tidak bukankah itu prinsip dasar seorang sebelum menjadi guru. Itu adalah naluri dasar manusia, bahkan bukan gurupun harus bisa mengatasi itu. Karena itu dialami semua orang. Tapi bagaimanapun kami tetap menjelaskan walau sejujurnya hati kami menangis, betapa tidak sekolah dengan biaya sebesar itu dan kami sangat menaruh harapan besar ternyata hal mendasar seperti itu mesti kami yang mengatasi. Perlu diketahui pembayaran awal gedung dan lainnya disekolah ini Rp.14.000.0000, discount uang gedung Rp. 2.000.000. Berarti kami membayar sebesar Rp. 12.000.000. SPP setiap bulan Rp. 550.000.
Sesungguhnya biaya sebesar itu kami mampu jangkau walau kami harus berutang Rp. 6.000.000. Karena sekolah dulu kami sudah bayar Rp. 5.000.000 dan SPP. Jadi uang dikantong kami sangat tipis. Walau begitu kami berusaha agar anak kami tetap bisa sekolah bagaimanapun carannya.
Kembali kemasalah tadi akhirnya kepala sekolah menyarankan kami untuk mendampingi anak kami, kamipun sangat miris, sampai curhat ini ditulis waktu menunjukkan jam 1.00 malam sayapun tidak bisa memejamkan mata. Dan saya pun membuat blog khusus untuk anak saya Jay. Dimana kami mengungkapkan semua keluh kesah dan kepedihan hati kami tentang anak kami Jay di blog ini. Dengan harapan dikelak kemudian hari kami sebagai orang tua bisa memberikan atau sharing pengalaman kepada orang tua lain yang mempunyai anak seperti kami.
Sampai jam segini pun saya tidak tega mengatakan pada istri saya tentang permasahan tadi, karena kalo sampai dia tahu dia pasti akan kebingungan sedih dan menangis. Anak kami Jay kami latih dirumah sampai bisa merakit komputer, baca, tulis, hitung. Namun disekolah sama sekali belum mampu untuk dikendalikan. Tentu tidak perlu kami jelaskan lebih lanjut karena pastinya yang disalahkan atas kondisi itu pasti anak kami. Nah itulah derita yang kami alami semoga orang lain tak mengalami seperti yang kami alami. Sangat pedih bagi kita tapi sangat enteng bagi orang lain walau pun itu perkataan yang sepele seperti: O...anak bapak nggak mau belajar dikelas....perkataan itu jika kami dior dengan pestol itu kami rasakan jauh lebih enteng.







Posting Komentar