Latest Post

Ms. Wayan Pergi Kedinas

Written By Andie Arjawa on Kamis, 01 Agustus 2013 | 17.05


Jay memilih buku sama Dek Benr
Maksud hati ingin membayar uang sekolahnya Jay tepat tanggal 1 di Bulan Agustus ini namun, admin yang di handle oleh Ms. Wayan dikatakan pergi ke dinas.

Sempat menunggu beberapa saat namun Ms. Waysn belum nongol-nongol.

Mungkin saya adalah orang yang sangat  beruntung seandainya Excata punya orang tua siswa seperti saya.

Pembayaran tepat waktu, namun apadaya terkadang orang tua siswa ditempat kami ada saja alasannya knapa tidak bayar, bahkan ada yang sengaja mengulur waktu karena di xcata.com menggunakan sistem kartu kalau nggak datang berarti nggak absen.

Setelah menunggu  beberapa lama akhirnya Ms. Wayan datang dan sayapun membayar uang sekolah Jay sebesar 1.883.000. Dengan pembayaran yang tepat waktu ini kami berharap pihak sekolah, Ms dan Mr nya berusaha mengajar Jay lebih semangat lagi dan tidak adanya keluhan dari pihak sekolah. Karena selama ini kami hanya menghandalkan Jay belajar dirumah. Semoga amin ya robal alamin.

Jay Ke Gramedia

Written By Andie Arjawa on Senin, 29 Juli 2013 | 08.50

Jay Membaca buku di Gramedia
Senang rasanya melihat Jay berkembang semakin baik dari hari ke hari, hal ini terlihat ketika kami mengajak Jay dan adiknya Ben ke Gramedia. Sejujurnya kami tidak mempunyai keperluan khusus. Namun demi perkembangan Jay kearah lebih baik.

Dulu ketika kami mengajak Jay ketempat ini, kami harus selalu memegang tangan Jay. Namun yang terjadi kemarin Minggu, 28 Juli 2013, Jay asik mencari dan memilih buku yang dia inginkan. Satu persatu buku yang menarik baginya dibuka dan dibaca. Setelah cukup membaca dia meletakkan buku yang dibacanya ketempat yang diinginkan. Setelah itu ya mengambil buku lagi dibaca, dan dilakukan yang sama seperti tadi. Begitu seterusnya sampai bosan.

Setelah capek akhirnya kami ke Hypermart untuk membeli makan. Kalau dulu Jay meronta-ronta minta es cream tapi sekarang tidak lagi, bahkan ayam bakar yang kami beli mau dimakannya. Semoga kedepannya Jay semakin baik dan semakin baik lagi.

Jay Membuat PR Kesimpulan Bhs Indonesia

Written By Andie Arjawa on Selasa, 23 Juli 2013 | 21.22

Jay saat membaca
Hari ini jay mendapat tugas PR bhs Indonesia yaitu membuat kesimpulan dari bacaan "dilarang merokok".

Dengan kidmad dan tenang yang diarahkan oleh mamanya Jay mengguratkan tulisan dengan pensil diatas buku.

Sedih juga ketika melihat buku penghubungnya ada attention bahwa Jay sama sekali nggak mau mengikuti pelajaran sama sekali. Sejujurnya kami kecewa karena dengan sekolah semahal ini, guru belum mampu menghandle jay.

Namun kami pasrah karena mungkin ini bagian dari perjalan hidup Jay dan kami.

Terkait cara menghandle Jay, kami orang tua Jay yang juga seorang guru dengan pengalaman mengajar selama 17 tahun lebih hanya bisa memyarankan untuk pihak sekolah yaitu:

Hentikam sistem yang memberikan kesempatan orang tua atau suruan orang tua untuk menunggui anak yg belajar dikelas kecuali waktu ujian karena hal ini sangat merugikan orang tua dan secara fundamental sistem ini udah salah.

Jangan biarkan guru mengeluh melalui buku penghubung atau media lain. Karena hal ini akan membuat guru menjadi lega yang menyebabkan guru malas mencari jalan untuk memberikan pendidikan. Sehingga guru semakin bodoh dan itu fatal bagi siswa.

Guru atau sekolah harus mempunyai progress untuk anak yang bersangkutan, dan harus punya rasa malu, karena biaya yang begitu besar, ingatkan pada diri gimana sulitnya orang tua mencari uang untuk membiayai anak.

Bagi orang tua  yang senasib dengan kami, jangan dah terlalu banyak berharap kepada orang lain. Betapapun mahalnya kita membayar.

Ya semoga tulisan bisa memberikan manfaat bagi kita semua, tampa ada maksud menyinggung pihak lain hal ini murni sharing pengalaman demi kebaikan.

Jay Merakit Matherboard dan Dibelikan Sepatu Baru

Written By Andie Arjawa on Senin, 24 Juni 2013 | 01.36

Jay melakukan permainan yang mungkin bagi anak biasa sangat sulit tapi bagi Jay sangat mudah. Jay mulai menyiapkan motherboard, memory, VGA, soundcard dan lain-lain. Dengan konsentrasi penuh dia mulai memasang satu persatu hardware yang sudah terkumpul, dia merakit dengan pas dan benar semua rangkaian hardware yang ada. Begitulah Jay, bagi orang biasa sesuatu yang mudah menjadi sangat sulit baginya dan bagi orang biasa sesuatu itu sulit tapi bagi Jay hal itu begitu mudah dikerjakan.
Senin, 24 Juni 2013, 01:09

Tahun ajaran baru sebentar lagi mulai, dari pemberitahuan sekolah tanggal 15 Juli 2013, siswa sudah masuk seperti biasa dan belajar efektif.

Sepatu Jay sudah robek, nantinya kami nggak mau dia sekolah dengan sepatu yang robek, kami coba merencanakan waktu untuk mengantarnya ke toko sepatu, jumat, 21 Juni 2013 jam 18:00 saya bersama mamanya Jay merencanakan waktu yang tepat. Namun ternyata terbentur jadwal kami dan kebetulan Jumat malam saya tidak ada siswa karena barusan selesai ujian, sehingga kamipun berangkat ke Robinson untuk membeli sepatu hari ini juga. Dengan harga 200 ribuan di potong diskon kami membelikan Jay sepatu dan kaos kaki.

Sungguhpun ini hal yang wajar dan tak perlu kami tulis sebagai suatu cerita namun ketika diawal dikelas satu kami menghantar Jay ke tempat yang sama. Dia menarik kami dan meminta es cream, belum habis es creamnya dia sudah minta Mc D. Sampai ketika itu kami maunya beli sepatu sampai kurang konsen karena Jay menangis dan menarik kami.

Hal berbeda terjadi pada kali ini, ketika dia minta es cream kami berkata padanya "Jay nanti setelah beli sepatu baru beli es cream ya". Jay pun menurut, dia mau memilih sepatu sambil melihat lihat bentuk sepatu yang bagus. Kami merasa bangga melihat kemajuan ini.

Akhirnya sepatu dan kaos kakipun telah kami dapatkan, kami bertanya pada Jay, "Jay mau es cream apa Mc D?." Jay jawab Mc Donald. Kami bergegas ke gerai Mc Donald setelah kami masuk ternyata tempatnya penuh, kamipun kembali berkata pada Jay, "Jay tempatnya penuh nanti kita beli Mc D di jimbaran dekat kampus Unud ya?". Jay pun nurut kalau dulu mungkin dia sudah menangis nggak karuan-karuan.

Karena nggak kebagian tempat duduk kamipun keluar dan beranjak pulang, namun diluar dari sekumpulan dagang yang ada, kami tanya pada Jay, "Jay mau beli apa?". Jay jawab : "beli es cream" diapun mengambil es cream magnum satu kemudian kami bayar dan dia tidak minta yang lain lagi.

Bangga dan lega perasaan kami karena kemajuan ini, mungkin bagi anak biasa, ini biasa dan bahkan tidak ada yang istimewa tapi bagi kami ini kemajuan yang luar biasa melegakan untuk Jay.

Kami pun pulang dan tak lupa mampir untuk makan di Mc D jimbaran dekat kampus Unud. Sesampainya Jay dirumah seperti biasa Jay melakukan permainan yang mungkin bagi anak biasa sangat sulit tapi bagi Jay sangat mudah. Jay mulai menyiapkan motherboard, memory, VGA, soundcard dan lain-lain.

Dengan konsentrasi penuh dia mulai memasang satu persatu hardware yang sudah terkumpul, dia merakit dengan pas dan benar semua rangkaian hardware yang ada. Begitulah Jay bagi orang biasa sesuatu yang mudah menjadi sangat sulit baginya dan bagi orang biasa sesuatu itu sulit tapi bagi Jay hal itu begitu mudah dikerjakan.

Semoga Jay bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi anak seperti dia dan orang tua yang mempunyai anak hiperaktif. Di Dre@ming Kids sendiri sering orang tua bergumam, anak seperti Jay aja mampu baca, nulis dan hitung masak anak saya nggak bisa. Itu guman orang tua yang biasa kami dengar. Apapun itu maju terus anakku Jay, kami orang tuamu akan mensupport sampai kamu lulus S2. Semoga!!.



Jay's Parents

Horee Jay Naik Kelas, Jay Melukat

Written By Andie Arjawa on Sabtu, 15 Juni 2013 | 20.13

Hari ini Sabtu tanggal 15 Juni 2013, Jay melukat karena sesangi dari nenek dan kakeknya jika Jay berkembang dengan lebih baik komunikasinya bagus, sosialisasinya baik, ngomongnya lancar, Jay akan di lukat didepan Brahma.
Horee Jay Naik Kelas

Hari ini Sabtu tanggal 15 Juni 2013, tepat sekira pukul 08:29 saya bersama anak saya Jay berkemas untuk berangkat kesekolah untuk mengambil raport. Karena ini merupakan permintaan pihak sekolah agar anak dalam mengambil raport harus didampingi.

Setibanya kami di sekolah Bintang Mandiri School, acara ternyata sudah mulai saya pun bersama Jay mojok sambil melihat jalannya acara.

Setelah lama Jay minta dilepas karena ingin bermain-main di area sekolah, saya merasa gembira melihat hampir semua Ms dan Mr nya memanggil Jay bahkan ada yang sampai mencium Jay. Kasih sayang yang mereka tunjukkan pada Jay membuat saya merasa senang telah menyekolahkan anak saya di sekolah ini (Bintang Mandiri School).

Setelah lama menunggu sambil mencari udara segar diluar HP saya berdering rupanya siswa saya sudah tiba dirumah. Saya pun meminta ijin kepada kepala sekolah untuk mengambil raport terlebih dahulu namun oleh beliau diminta nunggu sebentar lagi, tak lama menunggu akhirnya raport bisa diambil di kelas masing-masing. Kelas Jay adalah Jempiring Class. Waktu ditunjukkan nilai raport Jay, kami sebagai orang tua merasa lega karena nilainya lumayan bagus walau sejujurnya kata guru walinya Ms Erma, Jay masih dibantu. Namun nilai yang bagus tentu memberi kami motivasi untuk mengajar Jay dirumah. Walau sesungguhnya jika dilihat kemampuan Jay dirumah yang menurut siswa komputer saya, " Jay adalah anak yang sangat cerdas dan cepat" bahkan menurut siswa troubleshooting saya kalo mereka nggak bisa, mereka akam memanggil Jay kalo Jay nggak bisa mereka akan berkata: "Si Jenius Jay aja nggak bisa apalagi saya". Begitu sering siswa saya memuji, bahkan ada yang bilang berapa ya kira-kira nilai Jay di sekolah pasti 10 lebih ya. Itulah kata-kata yang sering terungkap. Maka dengan nilai yang tertera di raport walau dibantu, tapi bagi kami dirumah nilai itu sudah pantas diterima Jay.

Berikut saya akan cantumkan tulisan kecil-kecil, bagaimana anda membacanya?... Kalo belum bisa berarti kemampuan anda masih di bawah Jay, termasuk juga saya yang menguasai hampir 70 software komputer bahkan saya aktif ajarkan di Dre@ming Media, juga merasa dipecundangi oleh Jay. Berikut tulisannya:

=========================================================================
Brahma disini bermakna dapur dengan jalikan tempo doeloe dimana oarang memasak dengan kayu bakar. Kenapa Jay dilukat disini karena ketika kakeknya tidur pada suatu ketika dia bermimpi agar Jay dilukat, namun dalam mimpinya disimpulkan Jay dilukat di depan surya. Setelah ditanyakan pada orang suci atau balian, Jay harus dilukat didepan Brahma. Hal ini terjadi karena ketika saat Jay menjelma ke mercepada Jay sempat mengalami kesulitan dan disanalah Jay di tolong oleh Dewa Brahmana.
=========================================================================

Sesungguhnya kata kepala sekolah nilai sangat mudah bagi kami, kami bisa menulis berapapun, namun yang terpenting Jay mampu berkembang seperti biasa. Kata itu sungguh melegakan bagi kami karena nilai yang baik akan memberi motivasi yang besar dalam mengajar Jay dirumah. Namun perkataan kepala sekolah bukannya tanpa alasan karena mengganggap Jay nggak mampu berbuat apa-apa, bahkan membaca tulisan koran dirumah Jay mampu namun di sekolahpun dianggap nggak mampu baca karena belum bisanya para Ms dan Mr dalam mengarahkan Jay. Mungkin hal ini terjadi karena ketika ada siswa seperti Jay, jalan satu-satunya pihak sekolah meminta agar orang tua mendampingi siswa yang bersangkutan sehingga para Ms dan Mr tidak bisa belajar menghandle secara langsung dan menemukan banyak ilmu disana. Kedepannya kami mengharapkan para Ms dan Mr turun langsung menghandle anak-anak hiperaktif dan autis. Karena kalo seorang guru mampu menghandle anak-anak seperti ini, maka menghandle anak-anak yang biasa akan sangat mudah dilakukan bahkan sambil tidurpun bisa.

Tapi apapun kedepannya, saat ini kami sebagai orang tua berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada kepala sekolah, Ms dan Mr yang baik kepada Jay.

Jay Melukat

Melukat berarti memandikan orang yang dilalukan secara adat agama hindu di bali yang dipinpin oleh orang suci yang disebut mangku atau balian.

Hari ini Jay melukat karena sesangi dari nenek dan kakeknya jika Jay berkembang dengan lebih baik komunikasinya bagus, sosialisasinya baik, ngomongnya lancar, Jay akan di lukat didepan Brahma.

Brahma disini bermakna dapur dengan jalikan tempo doeloe dimana oarang memasak dengan kayu bakar. Kenapa Jay dilukat disini karena ketika kakeknya tidur pada suatu ketika dia bermimpi agar Jay dilukat, namun dalam mimpinya disimpulkan Jay dilukat di depan surya. Setelah ditanyakan pada orang suci atau balian, Jay harus dilukat didepan Brahma. Hal ini terjadi karena ketika saat Jay menjelma ke mercepada Jay sempat mengalami kesulitan dan disanalah Jay di tolong oleh Dewa Brahmana.

Pelaksanaan ritual seperti ini memang nyata dan bukan mitos didalam ajaran agama hindu, banyak sudah orang dikenai permintaan seperti ini menurut tukang bantten dimana kami membeli banten.

Namun apapun itu kami berharap Jay kedepannya bisa berkembang seperti anak biasa, dan dikelak kemudian hari bisa menjadi anak yang cerdas serta bisa berguna bagi masyarakat luas.

Anak Hiperaktif, Anak Autis Kalau Gagal Dibentuk Itu Adalah Kesalahan Mutlak dari Guru

Written By Andie Arjawa on Senin, 10 Juni 2013 | 11.43

Jay's Parent
 Senin, 10 Juni 2013, 11:09

Hari ini baru saja saya sembuh dari sakit setelah pada hari jumat yang lalu saya dipanggil kepala sekolah Jay dan meminta agar Jay didampingi. Adapun sakit saya disebabkan karena jumat malam dan sabtu malam saya nggak bisa tidur memikirkan anak saya Jay. Minggu saya sudah terjelempang dengan tubuh panas dingin. Setelah minum obat akhirnya pagi ini saya bisa beraktifitas kembali. Namun tetap was-was jika dipanggil kembali dan dibilang pihak sekolah belum bisa mengendalikan anak saya. Saya pasti akan drop kembali dan jatuh sakit.

Mungkin orang tua yang mempunyai anak yang hiperaktif juga akan mengalami masalah seperti saya. Perlu diketahui biaya untuk masuk sekolah bintang mandiri sechool itu Rp. 14 Juta dipotong diskon 2 juta dengan SPP Rp. 550.000/bulan. Karena itu melalui media ini saya ingin menyampaikan:
  1. Orang tua yang mempunyai anak yang hiperaktif rentan sekali dengan perkataan walau sangat simple dan sederhana tapi sangat menyakit bagi orang tua seperti : Oh..anak bapak nggak mau di kelas, o.. anak bapak nggak mau nulis, o..anak bapak tak bisa diam tapi nggak bisa di bilangin, o..anak bapak mengganggu anak lain, kami belum bisa mengendalikan anak bapak, tolong anak bapak didampingi, dan seterusnya kata-kata yang berhubungan dengan sifat ke hiperaktifan itu sangat menyakitkan bagi orang tua yang bersangkutan. Mungkin bisa kami analogikan seperti ini kami lebih baik ditembak dengan pistol dari pada mendengar kata-kata seperti itu. Jadi tolong bagi pihak sekolah menghindari kata-kata itu.
  2. Anak Hiperaktif, anak Autis Kalau Gagal Dibentuk Itu Adalah kesalahan Mutlak dari guru, biasanya kesalahan ini terjadi karena guru minta anak yang bersangkutan didampingi dengan alasan seperti ini demi kebaikan anak yang bersangkutan, kasihan anaknya, atau kami ingin mengurangi pelan-pelan agar nanti anak yang bersangkutan bisa berkembang, dll. Menunggui anak belajar dikelas secara prinsip dasar sudah pasti salah apapun alasannya. Sesungguhnya ketika guru atau kepala sekolah minta agar anak didampingi itu saya pastikan bukan untuk kepentingan anak tetapi untuk kepentingan guru atau pihak sekolah karena dengan didampingi, guru menjadi mudah mengajar, lepas tanggung jawab. Namun akan berbeda dengan anak, kemandiriaannya menjadi tidak pernah dapat walau dapat akan membutuhkan waktu yang yang lama bisa jadi sampai lulus kelas VI anak yang bersangkutan minta di dampingi, karena ketika didampingi yang sesungguhnya mengerjakan soal adalah pendampingnya, maka jauh lebih baik anak dapat belajar walau cuma 30 menit tanpa didampingi dari pada belajar 8 jam dengan didampingi. Bagi orang tua siswa juga sudah pasti sangat dirugikan, karena sudah bayar mahal e terus minta didampingi, ibaratnya sudah di beri nasi minta disuapin. Jadi anak yang autis atau hiperaktif jangan sampai didampingi.
  3. Dengan sistem pendampingan dalam waktu jangka lama akan merugikan pihak sekolah walau kerugian itu tidak separah yang diderita siswa dan orang tua. Kenapa?. Karena ketika guru minta siswa yang bersangkutan didampingi itu artinya guru yang bersangkutan akan malas untuk belajar akhirnya apa, kalau ada anak seperti itu pasti akan minta didampingi lagi. Yang mengakibatkan dikelak kemudian hari orang tua akan enggak memasukkan anaknya kesekolah tersebut. Ingat setiap orang tua yang memasukkan anaknya bukan nya menanyakan berapa estrakurikulenya, kemana tamasya bukan itu, pasti pertama yang ditanyakan, apakah anak saya nanti didampingi?. Dan biasanya pihak sekolah menjawab tidak namun setelah masuk mulai dah pihak sekolah meminta agar anak didampingi, hal inilah dari mulut-mulut akan tersebar, o disana sekolah sudah mahal e anak harus didampingi. Akhirnya sekolah yang bersangkutan hanya akan menghitung hari.
  4. Terus kalau anaknya susah gimana sebaiknya?. Masalah itu bebankan pada wali kelas. Misal kalau anak bermain diluar wali kelas tidak mengajar ajaklah anak tersebut belajar dikantor guru atau tempat lain. Dekati anak tersebut dengan kasih sayang dan anggap sebagai anak sendiri. Kalau setahun belum bisa pasti 2 tahun atau 3 tahun akan bisa. Makanya wali kelas itu harus mengikuti kelas tersebut sampai kelas VI selalu begitu. Misal sekarang dia wali kelas kelas I ketika anak-anak naik kekelas II wali kelas juga ikut, terus begitu. Kalau hal ini bisa dilakukan saya berani jamin sekolah ini akan menjadi enjos gandos.
Demikian mungkin saran atau keluh kesah kami karena tanggung jawab pendidikan anak-anak kita adalah tanggung jawab kita sebagai guru sekolah formal, dan jangan sekali-sekali membebankan masalah kepada anak atau orang tua yang bersangkutan.

Jay Merakit Sampai Menyalakan Komputer

Written By Andie Arjawa on Sabtu, 08 Juni 2013 | 08.55

Sabtu, 8 Juni 2013 , 08:09

Jay merakit sampai menyalakan komputer disini sengaja saya taruh mouse yang rusak gimana Jay menyelesaikan itu dalam waktu 5 menit?. Simulasi ini dilakukan saat Jay duduk dikelas I semester I.

1. Jay mulai mengambil CPU yang akan dipasang, dia mengambil CPU yang benar padahal disini ada 4.
1. Jay mulai mengambil CPU yang akan dipasang, dia mengambil CPU yang benar padahal disini ada 4.
2. Jay membawa CPU dgn hati-hati karena tahu barang ini mudah rusak, melalui celah sempit.
2. Jay membawa CPU dgn hati-hati karena tahu barang ini mudah rusak, melalui celah sempit.
3. Jay membawa CPU walau berat tapi tidak dilepas karena rasa tanggung jawab.
3. Jay membawa CPU walau berat tapi tidak dilepas karena rasa tanggung jawab.
4. Jay meletakkan CPU diatas meja dengan pelan dan hati-hati.
4. Jay meletakkan CPU diatas meja dengan pelan dan hati-hati.
5. Jay memposisikan CPU agar mudah dihubungkan.
5. Jay memposisikan CPU agar mudah dihubungkan.
6. Jay sudah memasang mouse USB yg rusak dia belum tahu, sekarang mencari keyboard.
6. Jay sudah memasang mouse USB yg rusak dia belum tahu, sekarang mencari keyboard.
7. Jay masih mencari, walau dia sudah menemukan kabel power dia tidak pasang karena listrik dalam keadaan aktif.
7. Jay masih mencari, walau dia sudah menemukan kabel power dia tidak pasang karena listrik dalam keadaan aktif.
8. Jay memasang colokan keyboard pada lobang yang benar, padahal sebelahnya colokan mouse sama persis.
8. Jay memasang colokan keyboard pada lobang yang benar, padahal sebelahnya colokan mouse sama persis.
9. Jay mengamati pasangan keyboard untuk menyakinkan, karena jari2 kabel harus persis, kalo nggak tidak akan masuk dengan benar.
9. Jay mengamati pasangan keyboard untuk menyakinkan, karena jari2 kabel harus persis, kalo nggak tidak akan masuk dengan benar.
10. Jay memasang kabel power dengan 1 tangan tanpa memegang CPU, karena ia tahu akan tersetrum jika memegang CPU, tanpa menggunakan alas kaki.
10. Jay memasang kabel power dengan 1 tangan tanpa memegang CPU, karena ia tahu akan tersetrum jika memegang CPU, tanpa menggunakan alas kaki.
11. Jay memasang kabel monitor, disini arah colokan harus benar, karena lobang kecil yang banyak menyebabkan pemasangan cukup sulit.
11. Jay memasang kabel monitor, disini arah colokan harus benar, karena lobang kecil yang banyak menyebabkan pemasangan cukup sulit.
12. Karena kabel telah lengkap terpasang, Jay menghidupkan CPU.
12. Karena kabel telah lengkap terpasang, Jay menghidupkan CPU.
14. Ini insting kelebihan Jay, dia mulai curiga dengan mouse, setelah dipegang.
14. Ini insting kelebihan Jay, dia mulai curiga dengan mouse, setelah dipegang.
15. Jay menunggu loading window dengan posisi tangan seperti profesional.
15. Jay menunggu loading window dengan posisi tangan seperti profesional.
16. Jay menunggu loading window dengan konsentrasi tidak mencerminkan dia seorang yang hiperaktif.
16. Jay menunggu loading window dengan konsentrasi tidak mencerminkan dia seorang yang hiperaktif.
17. Jay sudah tahu kalo mouse itu rusak karena melihat cursor yang tidak bergerak, walau mouse digerakkan.
17. Jay sudah tahu kalo mouse itu rusak karena melihat cursor yang tidak bergerak, walau mouse digerakkan.
18. Jay mengecek kembali colokan mouse apa sudah benar, dia menyimpulkan pasangan benar, berarti mouse rusak.
18. Jay mengecek kembali colokan mouse apa sudah benar, dia menyimpulkan pasangan benar, berarti mouse rusak.
19. Jay memutuskan untuk mencari mouse pengganti, ditempat kursus computer.
19. Jay memutuskan untuk mencari mouse pengganti, ditempat kursus computer.
20. Jay mengambil mouse dicomputer guru, karena dia tahu kalo ada yg kursus jgn sampai tergangu.
20. Jay mengambil mouse dicomputer guru, karena dia tahu kalo ada yg kursus jgn sampai tergangu.
21. Jay keluar membawa mouse pengganti.
21. Jay keluar membawa mouse pengganti.
22. Jay memasang mouse port, dimana memasang mouse port jauh lebih sulit daripada memasang mouse usb, karena kaki2 mouse dan lobang cukup banyak.
22. Jay memasang mouse port, dimana memasang mouse port jauh lebih sulit daripada memasang mouse usb, karena kaki2 mouse dan lobang cukup banyak.
23. Jay memposisikan mouse pengganti agar mudah digunakan.
23. Jay memposisikan mouse pengganti agar mudah digunakan.
24. Jay mengamati mouse yang rusak.
24. Jay mengamati mouse yang rusak.
25. Jay mereset CPU agar mouse pengganti bisa digunakan.
25. Jay mereset CPU agar mouse pengganti bisa digunakan.
26. Jay menguji kesiapan komputer dengan keyboard.
26. Jay menguji kesiapan komputer dengan keyboard.
27. Agar mouse mudah menggerakan cursor, jay mengakali dengan majalah sebagai alasnya.
27. Agar mouse mudah menggerakan cursor, jay mengakali dengan majalah sebagai alasnya.
28. Jay menggunakan mouse mulai menguji coba komputer dengan membuka-buka program.
28. Jay menggunakan mouse mulai menguji coba komputer dengan membuka-buka program.
29. Untuk memastikan computer berjalan dengan baik jay selalu membuka banyak program yang berbeda.
29. Untuk memastikan computer berjalan dengan baik jay selalu membuka banyak program yang berbeda.
Anggapan, hinaan, kepada kami serta penimpaan kesalahan pada Jay hanya karena gurunya yang nggak mampu mengarahkan dan mendidik Jay walau kami sudah membayar uang sekolah selangit mengilhami kami membuat simulasi ini. Diharapkan semua pihak bisa membantu Jay dan anak lain yang senasib tanpa membebankan semua kesalahan pada yang bersangkutan. Guru dan pihak sekolah memberikan kesempatan belajar serta tidak ragu memberikan nilai terbaik diatas rata-rata kepada Jay juga. Tokoh dunia seperti Thomas Alpa Edison, Einstein, Bill Gates, Michael Jordan merupakan anak hiperaktif di masa kecilnya. Bahkan Thomas Alpa Edison tidak lulus SD, karena dikeluarkan dari sekolah dan dianggap bodoh, beberapa tahun kemudian dia menemukan lampu listrik, yang kita gunakan sekarang. Kami sangat berharap anak kami bisa walau tidak bisa menyaingi tokoh dunia tersebut. Kesempatan belajar disekolah formal adalah hal yang sangat berharga untuk menapaki masa depannya dikelak kemudian hari.
 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. I Gede Ricky Jay Harta Arjawa Putra - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Tembok Tebing